BAB 1
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang

Siapa yang tidak kenal Jakarta. Jakarta merupakan ibukota negara Republik Indonesia. Jakarta mempunyai luas sekitar 661,5 km2 dan mempunyai total populasi sekitar 10,3 Juta. Jakarta identik dengan kemacetannya. Berdasarkan data Inrix Global Trafic Scorecard 2017, kota Jakarta menempati peringkat 12 kota termacet di Dunia dan peringkat 2 di Asia setelah kota Bangkok,Thailand.
Mengapa kemacetan bisa terjadi?, kemacetan terjadi karena penggunaan ruang jalan yang tidak efektif dan efisien dan diakibatkan oleh pertumbuhan kendaraan yang tidak terkendali, ketersediaan dan penggunaan angkutan umum yang belum memadai, dan rendahnya disiplin lalu lintas.
Dan salah satu penyebab kemacetan adalah ketidak seimbangan antara banyaknya jalan dan kendaraan pribadi. Kebanyakan warga Jakarta lebih memilih memakai kendaraan pribadi daripada angkutan umum. Dari tahun ke tahun kendaraan umum di Jakarta semakin ditinggalkan
Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Perhubungan persentase masyarakat yang naik angkutan umum yang terjadi pada tahun 1991-2012 berkurang 62%. Persentase yang terjadi pada tahun 1991 adalah 74% sementara pada tahun 2012 menjadi 12%. Itu menjadi bukti bahwa kendaraan umum semakin ditinggalkan dari tahun ke tahun.
Padahal angkutan umum Transjakarta dapat menampung sekitar 160 orang kalau kita bandingkan dengan kendaraan umum Busway Transjakarta dapat menggantikan 40 mobil,bayangkan jika ada 80 mobil dalam kemacetan semua itu dapat digantikan hanya dengan 2 Busway Transjakarta.

1.2.   Rumusan Masalah
           
1.   Apakah jalan yang ada di Jakarta dapat menampung jumlah kendaraan?
2.   Apakah jumlah kendaraan di Jakarta dapat dibatasi?
3.   Apakah pelayanan angkutan umum di Jakarta sudah memadai?
4.   Apakah dampak negatif yang diakibatkan oleh kemacetan?
5.   Bagaimana peranan pemerintah dalam mengatasi kemacetan?



1.3.   Batasan Masalah

Untuk lebih memperjelas deskripsi permasalahan agar tepat pada konteksnya maka pembahasan penulisan ini difokuskan pada bagaimana angkutan umum khususnya angkutan jalan dapat dijadikan sebagai solusi mengurangi kemacetan


1.4.   Tujuan Penulisan

1.   Untuk mengatahui dampak negatif kemacetan
2.   Untuk mengetahui bagaimana peranan pemerintah dalam mengatasi kemacetan
3.   Untuk memberikan solusi mengurangi kemacetan
4.   Untuk mengetahui apakah kendaraan di Jakarta dapat dibatasi
5. Untuk mengetahui apakah jumlah jalan di Jakarta dapat menampung jumlah kendaraan


1.5.   Teknik Pengumpulan Data
        
Dalam karya tulis ini data yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penulisan adalah :

1.      Data sekunder
      Adalah data yang kami peroleh berdasarkan studi pustaka dan penelitian penelitian dari berbagai sumber baik itu dari pemerintah maupun pihak swasta
2.      Data Primer
      Adalah data yang kami peroleh berdasarkan observasi lapangan antara lain yamg kami lakukan adalah mewawancara pengguna angkutan Umum









BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.   Landasan Teori

Dalam pembahasan ini penulis menginginkan adanya persamaan pemikiran ataupun persepsi agar pembahasan ini dapat dimengerti, untuk itu penulis menjelaskan beberapa definisi sebagai berikut :

2.1.1.            Transportasi Umum
Transportasi umum adalah layanan angkutan penumpang oleh sistem perjalanan kelompok yang tersedia untuk digunakan oleh masyarakat umum, biasanya dikelola sesuai jadwal, dioperasikan pada rute yang ditetapkan, dan dikenakan biaya untuk setiap perjalanan.
Moda transportasi publik di antaranya bus kota, kereta api, serta feri. Angkutan umum antar kota didominasi oleh maskapai penerbangan, bus antarkota, kereta api, dan kereta antarkota. Jaringan kereta berkecepatan tinggi sedang dikembangkan di banyak belahan dunia. Sebagian besar sistem transportasi umum berjalan di sepanjang rute tetap dengan titik pemberhentian dengan jadwal yang telah diatur sebelumnya.
Transportasi umum terbagi menjadi 3 bagian:

2.1.1.1. Transportasi Udara
Transportasi udara adalah setiap kegiatan dengan menggunakan pesawat udara untuk mengangkut penumpang, kargo, dan/atau pos untuk satu perjalanan atau lebih dari satu bandara ke bandara yang lain atau beberapa bandar udara.
Salah satu contoh Transportasi udara adalah Pesawat terbang, dan Balon Udara, tetapi saat ini di Indonesia khususnya Jakarta Balon Udara sudah tidak ada lagi.

2.1.1.2. Transportasi Laut

Transportasi air mengangkut orang dan barang atau kargo. Walaupun dalam sejarah, penggunaan transportasi air untuk penumpang cenderung menurun dikarenakan meningkatnya penerbangan komersial, transportasi air masih penting untuk transportasi jarak dekat dan kapal pesiar. Transportasi air masih menjadi sarana pengangkutan barang terbesar di dunia. Walaupun lebih lambat dibandingkan transportasi udara, transportasi air modern merupakan cara yang efektif untuk memindahkan barang dalam jumlah yang besar. Biaya untuk transportasi air lebih rendah dari transportasi udara untuk pelayaran antar-benua. Transortasi Laut terbagi 2:
1.  Kapal Feri
Feri adalah perahu atau kapal, digunakan untuk membawa penumpang, dan terkadang kendaraan mereka, melewati perairan. Sebuah penumpang feri dengan berhenti banyak kadang disebut taksi air. Feri membentuk bagian dari sistem transportasi umum di wilayah pesisir pulau, memungkinkan perjalanan langsung antara satu titik dengan ongkos yang jauh lebih rendah dibandingkan membangun jembatan atau terowongan.
2.  Kapal Laut
Kapal laut adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat membawa perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya di mana sebuah perahu disebut kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan atau kebiasaan setempat.

2.1.1.2. Transportasi Darat

Transportasi darat adalah segala bentuk transportasi menggunakan jalan untuk mengangkut penumpang atau barang. Bentuk awal dari transportasi darat adalah menggunakan kuda, keledai atau bahkan manusia untuk membawa barang melewati jalan setapak. Seiring dengan berkembangkan perdagangan, jalan diratakan atau dilebarkan untuk mengakomodir aktivitas. Di Jakarta sudah banyak sekali transportasi Darat seperti:

1. Kereta Rel Listrik (KRL)
KRL/Kereta Api Listrik merupakan kereta rel yang bergerak dengan sistem propulsi motor listrik. Di Indonesia, kereta rel listrik terutama ditemukan di kawasan Jabotabek, dan merupakan kereta yang melayani para komuter.
Pada saat ini kereta rel listrik melayani jalur-jalur Jakarta Kota ke Bekasi, Depok dan Bogor, Tangerang, dan Serpong, serta trayek melingkar dari Manggarai, Jatinegara, Pasar Senen, Kampung Bandan, Tanah Abang, ke Manggarai lagi dan sebaliknya

2. Bus/Busway
Bus adalah kendaraan besar beroda, digunakan untuk membawa penumpang dalam jumlah banyak. Istilah bus ini berasal dari bahasa Latin, omnibus, yang berarti kendaraan yang berhenti di semua perhentian.
Di Jakarta terdapat bus Transjakarta yaitu Bus Rapid Transit (BRT), Bus Rapid Transit merupakan sebuah sistem bus yang cepat, nyaman, aman dan tepat waktu dari infrastruktur, kendaraan dan jadwal. Bus Transjakarta sudah memiliki jalur dan terminal sendiri.

3.  LRT (Light Rail Transit)
LRT adalah salah satu sistem Kereta Api Penumpang yang beroperasi dikawasan perkotaan yang mempunyai konstruksi ringan dan bisa berjalan bersama lalu lintas lain atau dalam lintasan khusus.

4.  MRT (Mass Rapid Transit)
MRT adalah sebuah sistem transportasi transit cepat menggunakan kereta rel listrik yang sedang dibangun di Jakarta. Proses pembangunan telah dimulai pada tanggal 10 Oktober 2013 dan diperkirakan selesai pada Maret 2019

2.1.2.            Kemacetan
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.

Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk.
Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari ditemukan di Pasar, Sekolah, Terminal bus (seperti kejadian ngetem sembarangan, kebakaran di pemukiman, dll), Lampu merah dan Persimpangan jalan raya maupun rel kereta api di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Semarang, Makassar, Palembang, Denpasar, Yogyakarta, dan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

Indikator dari kemacetan adalah:
·        Kecepatan Perjalanan Rata-rata rendah
·        Waktu Tempuh semakin lama
Kemacetan dapat terjadi biasanya dikarenakan oleh:
·        Keluar masuknya kendaraan dari/ke tol
·        Pemborosan ruang jalan akibat lambatnya laju kendaraan berat
·        Terjadi kecelakaan Lalu lintas
·        Adanya perbaikan jalan
·        Lalu lintas sebidang
Berdasarkan data dari BPS( Badan Pusat Statistik) terdapat kurang lebih 10 Juta penduduk tinggal di Jakarta dengan 1.4 Juta diantaranya merupakan pendatang baru di kota ini. Tetapi dari sekian banyak penduduk Jakarta masih banyak yang masih mengandalkan untuk memakai angkutan pribadinya ini dapat menyebabkan kemacetan dan bahkan biasanya saat jam-jam sibuk dalam jarak dekat dapat menempuh waktu yang lama.
Kemacetan mempunyai dampak negatif yaitu:
·        Kerugian Waktu karena kecepetan yang rendah
·        Pemborosan Bahan bakar karena kecepatan rendah dapat mengkonsumsi bahan bakar yang banyak
·        Keausan kendaraan lebih tinggi karena waktu yang lebih lama dalam jarak yang pendek, Radiator tidak dapat berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang tinggi
·        Meningkatkan stress pengguna jalan
·        Mengganggu kelancaran kendaraan darurat dalam menjalani tugasnya seperti Ambulans, Damkar (Pemadam Kebakaran
·        Meningkatnya Polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal.
Menurut data Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) kerugian ekonomi akibat kemacetan sebesar 5 Miliar per tahun. Kemacetan ini meyebabkan Jakarta menjadi masuk urutan ke-3 kota dengan polusi udara terburuk di dunia setelah kota Lahore, Pakistan dan Krasnoyarsk, Rusia
Mengingat, saat ini terdapat kurang lebih 12 juta Kendaraan di Jakarta diantaranya 4 juta mobil dan 8 juta motor. Di sini bukan hanya permasalahan tentang banyaknya kendaraan di Jakarta tetapi juga pada cara memakainya masing-masing.
“Bayangkan jika 1 kendaraan hanya dipakai oleh 1 sampai 2 orang saja. Padahal itu adalah aset yang bisa digunakan oleh orang lain untuk lebih mengurangi kemacetan di jalan raya," menurut John Colombo, Kepala Kebijakan Publik dan Urusan Pemerintahan Uber  Indonesia.

2.2.   Analisis Permasalahan
2.2.1.   Jumlah Kendaraan
Menurut Data yang didapat dari  Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) pada Tahun 2014 terdapat hampir 25 juta unit kendaraan di jabodetabek, yang terdiri dari 18,5 juta sepeda motor dan 6,4 juta unit mobil (termasuk mobil penumpang, mobil beban, mobil bis, dan kendaraan khusus)
Gambar 2.1 Jumlah Kendaraan
Sumber : https://keselamatanjalan.wordpress.com/2016/09/26/berapa-sih-jumlah-kendaraan-di-jabodetabek/
Berdasarkan data diatas,dapat dilihat bahwa jumlah sepeda motor di DKI Jakarta lebih banyak dari jumlah penduduknya, artinya setiap orang punya lebih dari satu sepeda motor di rumahnya,  yang menyebabkan bertambahnya volume lalu lintas di jalan sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.
2.2.2.   Perbandingan Pertumbuhan Jalan dan Kendaraan
Panjang jalan Jakarta bergerak amat lamban, yakni rata-rata 0,01% per tahun. Sedangkan jumlah kendaraan bermotor berlari lebih cepat, yakni berkisar 10-15% per tahun. Setidaknya saat ini ada 12 juta kendaraan bermotor di kota yang berpenduduk 9,5 juta jiwa ini. Mayoritas dari kendaraan tersebut didominasi oleh sepeda motor.
Jumlah kendaraan di wilayah ini mencapai sekitar 17,5 juta unit. Dari total kendaraan bermotor, sepeda motor menyumbang sekitar 75% atau setara dengan sekitar 13 juta unit.
Rasio jalan di Jakarta dibandingkan dengan total luas daratan Jakarta baru sekitar 10%. Masih jauh dari ideal yang semestinya 12% dari total luas kota.
Saat ini, jumlah panjang jalan Jakarta sekitar kurang lebih 7000 kilometer (km), sedangkan luas daratan Jakarta sekitar 661 kilometer persegi, dari total panjang jalan sekitar 2% adalah jalan tol atau setara dengan 123 km.
berikut data perbandingan pertumbuhan jalan dengan kendaraan :
Gambar 2.2 Perbandingan Pertumbuhan Jalan dan Kendaraan
Sumber : https://polmas.wordpress.com/2014/10/21/perubahan-perilaku-pengguna-jalan-yang-berkeselamatan-safer-road-users-guna-menekan-tingkat-kecelakaan/
Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa tidak seimbangnya antara pertumbuhan jalan dan kendaraan, sehingga volume lalu lintas di jalan melebihi kapasitas jalan sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas.


2.2.3.   Lokasi Rawan Kemacetan
Kemacetan terjadi akibat tidak seimbangnya antara volume kendaraan dengan kapasitas jalan oleh sebab itu tidak seimbangnya kedua indikator tersebut dinyatakan sebagai kemacetan.
Jakarta sebagai ibukota negara sering kali indentik dengan “kemacetan” banyak orang sering mengatakan “tidak macet kalau bukan Jakarta” hal ini terucap dikarenakan banyaknya titik kemacetan di Jakarta. Berikut data lokasi kemacetan yang ada di wilayah DKI Jakarta :
Gambar 2.3 Lokasi Rawan Kemacetan
Sumber : http://peta-kota.blogspot.com/2011/06/peta-lokasi-rawan-macet-jakarta.html
Berdasarkan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sedikitnya ada 67 titik rawan macet. Simpul kemacetan itu tersebar di 11 wilayah. Adapun beberapa faktor yang dapat menyebabkan kemacetan lalu lintas antara lain:



1.   Faktor manusia
Banyak perilaku pengguna jalan (pengemudi) yang tidak tertib dalam berlalu lintas seperti pengemudi angkutan umum yang berhenti bukan pada tempatnya atau penumpang yang turun dari angkutan umum tidak pada lokasi yang di tentukan, perilaku ini dapat mengakibatan timbulnya kemacetan lalu lintas.
2.   Faktor lingkungan
Dalam hal ini faktor lingkungan dikarenakan banyaknya parkir liar, selain itu banyaknya terjadi banjir yang merendam badan jalan, sehingga para pengendara kendaraan memperlambat kendaraannya, adanya perbaikan jalan / adanya bagian jalan yang rusak atau longsor.

3.   Faktor sosial
Stress dapat diakibatkan oleh faktor kemacetan dimana seseoarang yang mengalami kemaceatan memiliki respon yang berbeda beda terhadap tekanan psikologis dari kondisi macet. Ada yang hanya mengeluh,mengeluarkan teriakan dan ada pula yang emosioanal. Salah satu pemicu stres saat mengemudi dalam hal ini diakbitakan seseorang yang tidak sabar menunggu lalu lintas bergerak dan berhadapan dengan kesalahan pengendara lain di jalan.

4.   Faktor cuaca
 Cuaca juga berpegaruh dalam kemacetan dimana yang merupakan akibat dari faktor utama manusia yang tidak sadar akan lingkungan, Sehingga menyebabkan banjir yang merendam jalan, Sehingga akses orang terganggu dan menyebabkan banyaknya antrian atau hambatan dalam melakukan aktivitas.
2.2.5    Peranan Pemerintah
Pemerintah sebagai leading sektor wajib mengupayakan dari beberapa aspek untuk mengatasi permasalahan transportasi di Ibu Kota Jakarta, salah satunya adalah kemacetan. Adapun upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan jangka pendek, menengah, dan panjang. Seperti pembangunan infrastruktur , sarana dan prasarana lalu lintas.




2.3.   Pemecahan Permasalahan
Dalam hal ini Rencana Jakarta dalam mengatasi kemacetan antara lain :
2.3.1. Pembangunan Infrastruktur Jalan
Pembangunan infrastruktur jalan merupakan salah satu langkah untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Ibu Kota Jakarta. Seperti yang sudah dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta antara lain:
1.   Pembangunan/perbaikan terhadap jalan;
2.   Pembangunan Underpass/Flyeover di perlintasan sebidang ataupun persimpangan yang lalu lintasnya tinggi;
3.   Perbaikan terhadap pedestrian;
4.   Perbaikan terhadap drainase/saluran air;
5.   Pembangunan Jembatan Penyeberangan Orang dan Halte.
2.3.2. Perluasan Pembatasan Lalu Lintas Dengan Sistem Ganjil - Genap
Perluasan sistem ganjil – genap di DKI Jakarta merupakan salah satu langkah menekan penggunaan kendaraan pribadi dan memaksa masyarakat untuk dapat menggunakan angkutan umum yang sudah disediakan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.











Gambar 2.4 Peta Ganjil – Genap DKI Jakarta

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan sistem ganjil – genap DKI Jakarta antara lain sebagai berikut:
-         Diperlukan peningkatan pelayanan angkutan umum, contoh: penambahan layanan dan Peningkatan frekuensi layanan Transjakarta
-         Sosialisai kepada masyarakat luas lebih diperjalas terutama batasan waktu dan wilayah.
-         Diperlukan kajian yang lebih komprehensif dan lebih detail terkait mitigasi/pendukung kebijakan ganjil genap untuk memperkuat dasar hukum penerapan ganjil genap.
-         Penataan parkir serta penyediaan fasilitas Park & Ride perlu ditambah serta terintegrasi dengan angkutan umum.
-         Evaluasi dan kajian terhadap beberapa aspek harus dilakukan, yaitu aspek ekonomi, sosial, dll.
-         Diperlukan monitoring dan evaluasi secara berkala dalam penerapan kebijakan ganjil genap secara keseluruhan.

2.3.3. Pelayanan Angkutan Umum
a. Rute Bus Transjakarta
Beroperasi sejak 15 januari 2004. Hingga tahun ini jumlah koridor yang dilayani bus Transjakarta telah sebanyak 13 Koridor yaitu:
·        Koridor 1: Blok M – Kota
·        Koridor 2: Harapan Indah – Harmoni
·        Koridor 3: Kalideres – Pasar Baru
·        Koridor 4: Pulo Gadung – Dukuh Atas
·        Koridor 5: Ancol – Kampung Melayu
·        Koridor 6: Dukuh Atas 2 – Ragunan
·        Koridor 7: Kampung Melayu – Kampung Rambutan
·        Koridor 8: Lebak Bulus – Harmoni
·        Koridor 9: Pluit – Pinang Ranti
·        Koridor 10: PGC – Tanjung Priuk
·        Koridor 11: Kampung Melayu – Wali Kota Jakarta Timur
·        Koridor 12: Pluit – Tanjung Priuk
·        Koridor 13: Puri Beta – Tendean



SEBELUM
b. Peremajaan Angkutan Umum
                           


SESUDAH
 



Gambar 2.5 Peremajaan Angkutan Umum
Peningkatan terhadap pelayanan angkutan umum di DKI Jakarta juga diperlukan dalam hal menarik masyarakat dari kendaraan pribadi ke angkutan umu. Maka di DKI Jakarta dilaksanakan Transwadaya yaitu peremajaan terhadap angkutan umum yang sudah tidak laik jalan (seperti: metro mini/kopaja) menjadi Bus Transjakarta. Sehingga diharapkan dengan adanya kenyamanan, keamanan, dan kepastian waktu angkutan umum masyarakat dapat tertarik menggunakan angkutan umum untuk kegiatan sehari – hari.
c. Layanan Bus Sekolah Gratis
Saat ini pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah memberikan layanan Bus Sekolah Gratis dengan beberapa rute tujuan, khusus untuk para pelajar yang akan menuju dan dari sekolahnya, sehingga diharapkan dengan adanya layanan bus sekolah gratis ini menarik pelajar di Jakarta untuk menggunakan bus tersebut dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi/ojek online pada umumnya.






Gambar 2.6 Layanan Bus Sekolah Gratis
2.3.4. Pengendalian Parkir





Gambar 2.7 Sistem Parkir Meter
Dalam hal ini kebijakan yang dilakukan adalah Mengurangi parkir pada badan jalan (on – street) untuk mendukung kelancaran arus lalu lintas, penerapan Terminal parkir Elektronik (TPE) dan Parkir Berbasis Aplikasi untuk menertibkan  lokasi Parkir On – Street, mendorong pembangunan fasilitas parkir di wilayah penyangga ibukota (off- street)/ Park and Ride , menaikan tarif/ retribusi parkir di wilayah pusat kegiatan.







Gambar 2.8 Park and Ride Thamrin 10





2.3.5. Pembentukan Karakter Tertib Lalu Lintas Sejak Dini 
Pentingnya pendidikan tentang tertib berlalu lintas di jalan raya (Road Safety Education) dalam membentuk sikap dan perilaku anak-anak remaja, serta mendorong mereka untuk menjadi pengguna jalan yang bertanggung jawab. Apalagi, sekitar 30% pemicu kecelakaan adalah perilaku yang tidak tepat dari pengguna jalan. Oleh karena itu, menjadi sangat penting untuk membentuk pemahaman anak tentang tertib berlalu lintas untuk membantu mereka menjadi pengguna jalan yang bertanggungjawab.
Gambar 2.9 Taman Pintar Berlalu Lintas
Dalam hal ini yang kita ketahui di Jakarta sudah ada Taman Pintar Berlalu Lintas yang bermanfaat untuk pengenalan rambu rambu lalu lintas bagi anak anak. Dimana Lokasi Taman Pintar Berlalu Lintas berada di Jalan Tebet Timur,Jakarta Selatan. Pemprov DKI Jakarta membangun Taman Pintar Berlalu Lintas yang berisi papan informasi mengenai lalu lintas, rambu-rambu, 'spot' foto, dan taman bermain guna memperkenalkan kepada anak-anak tentang budaya disiplin.
2.3.6. Integrasi Layanan Angkutan Umum (Sistem Jak Lingko)
·    Jak Lingko merupakan suatu terobosan satu sistem transportasi di DKI Jakarta dimana transportasi berbasis rel seperti MRT dan LRT, nantinya akan terintegrasi oleh Transjakarta yang sudah lebih dulu mengintegrasikan bus kecil. bus medium dan bus besar.
·    Sistem tiket terusan ini hanya berlaku dalam durasi 3 jam sejak TAP IN Pertama sampai TAP IN Terakhir.
·    Reformasi Sistem Transportasi ini merubah perilaku dimana melakukan budaya antri, budaya penggunaan Electronic Money, Budaya naik Angkutan dari Halte/ Stasiun

Gambar 2.10 Prinsip Jak Lingko











BAB 3
PENUTUP

3.1.   Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pada bab sebelumnya diatas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1.      Pengguna kendaraan pribadi di Jakarta lebih besar daripada penggunaan angkutan umum;
2.      Volume lalu lintas di Jakarta melebihi kapasitas jalan, sehingga menimbulkan kemacetan lalu lintas;
3.      Pemerintah Provinsi DKI Jakarta  sudah berupaya mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta, baik dari infrastruktur jalan, sistem layanan angkutan umum, sarana dan prasarana lalu lintas.
3.2.   Saran
1.      Dibutuhkan integrasi seluruh layanan angkutan umum yang sudah ada di Jakarta, sehingga memudahkan aksesibilitas dan mobilitas masyarakat untuk kegiatan sehari – hari;
2.      Koordinasi yang baik antara instansi Pusat dan daerah dalam upaya mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta.
3.      untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi maka perlu adanya kesadaran masyarakat untuk dapat beralih atau pindah ke angkutan umum
4.      kita sebagai pelajar dapat berperan serta membantu pemerintah dalam hal mengatasi kemacetan dengan membiasakan diri menggunakan angkutan umum sebagai alat transportasi utama.





Komentar

Postingan Populer